Kamis, 30 Oktober 2008

Latar Belakang Dan Sejarah Konflik Timur Tengah III

Oleh Dr. Jeff Hammond

Artikel 3 : Palestina Di Zaman Romawi Roma-Byzantin (63 SM - 638 M)

Selama hampir tujuh abad antara 63 SM dan 638 M, wilayah Palestina terjepit di antara dua kerajaan besar yaitu antara Kerajaan Farsi dan Kerajaan Roma/Byzantin.

Menurut ahli sejarah Timur Tengah, Bernard Lewis, persaingan antara Farsi dan Roma-Byzantin, menjadi hal utama dalam percaturan politik di kawasan itu sampai kebangkitan Khilafah Islam, yang menghancurkan Kerajaan Farsi dan sangat melemahkan Kerajaan Roma-Bizantin sehingga terpukul mundur dari Timur Tengah.

Roma Berkuasa

Pada tahun 63 SM tentara Roma yang dipimpin Jenderal Pompey telah memasuki dan menguasai wilayah Palestina sehingga Kaisar Julius berkuasa dari Roma ke Palestina bahkan di Mesir. Kuasa Kerajaan Roma telah meluas dan bertambah sehingga pada tahun 37 SM Herodes Agung diangkat menjadi raja jajahan Roma itu. Raja Herod telah memerintah atas seluruh Palestina dari tahun 37 SM sampai tahun kelahiran Yesus, 4 SM.

Dalam pemerintahan Romawi, Yerusalem bertambah besar ke arah utara. Proyek pembangunannya termasuk Tembok Kedua, Kaabah Herodes, Benteng Antonia dan Menara Daud. Juga didirikan istana-istana dan gedung umum seperti pasar, toko dan teater. Walaupun Tanah Palestina dikuasai oleh Kerajaan Roma, Bait Suci dibangun kembali lebih besar dan lebih megah daripada Bait Suci di zaman Salomo.

Setelah Israel mengalami masa perhambaan Asyur, Babel, Mesir, Media-Farsi dan Yunani, kini giliran Roma menjajah wilayah Israel-Palestina dan ternyata ini menjadi masa pahit bagi Israel yang tidak lama kemudian mengalami penghancuran dan penyingkiran ke berbagai bangsa lain.

Yesus dan Kerajaan Allah

Pada zaman Kerajaan Roma inilah Yesus lahir. Yesus telah hidup di wilayah Israel-Palestina dari tahun 4 SM sampai tahun 30 M. Dia lahir pada waktu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah sensus yaitu pendaftaran semua orang di seluruh dunia. Ini terjadi juga pada waktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Lukas 2:1-2.

Mendahului pelayanan Yesus, Yohanes Pembaptis telah mulai memberitakan Kerajaan Allah pada tahun ke-15 Kaisar Tiberius. Pada waktu itu Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes Antipas menjadi raja wilayah Galilea, Lukas 3:1. Pontius Pilatus yang kemudian memimpin pengadilan terhadap Yesus dan memerintahkan agar Dia disalibkan (Markus 15:1-15; Matius 27:2, Matius 11-26; Lukas 23:1-25; Yohanes 18:28; Yohanes 19:31; Kisah Para Rasul 3:13; Kisah Para Rasul 4:27; Kisah Para Rasul 13:28; 1 Timotius 6:13).

Sebelum Yesus disalibkan ada pemberontak-pemberontak Yahudi yang melawan pemerintahan Roma. Ada yang mengklaim diri “Mesias”. Jadi waktu Yesus disebut “Mesias” juga Dia hanya dianggap sebagai salah satu pemberontak seperti yang lain sebelumnya dan agar menjamin penguasa Romawi memutuskan untuk menghukum mati Yesus, para imam, ahli Taurat, Farisi dan Saduki mengemukakan bahwa Yesus telah mengklaim dirinya “Raja” dan dengan demikian musuh Roma. Maka Yesus disalibkan sebagai seorang penjahat dan pemberontak terhadap otoritas Roma.

Penghancuran Bait Suci dan Kota Yerusalem

Ketidaksenangan Israel dengan Kerajaan Roma makin lama makin nyata sehingga hukuman Roma makin keras dan orang Yahudi makin ditindas. Akhirnya pemberontakan orang Yahudi, yang dipimpin kaum Zelot, terjadi pada 66 M dan mereka mengusir penguasa Roma dan memerintah di Yerusalem sampai tanggal 9 bulan Av 70 M. (lebih lanjut…)

Tidak ada komentar: