Minggu, 12 Oktober 2008

Tuntut Janji Walikota Soal Pembangunan Pasar Pribumi

Ditulis Oleh: Lina/Papos Sabtu, 11 Oktober 2008ORASI:
Perwakilan mama-mama pedagang SOPAP sedang berorasi di Balai Kota menuntut Walikota menepati janjinya membangun pasar lokalSolidaritas pedagang asli Papua (SOPAP), yang sebagian besar terdiri dari Mama-mama pedagang sayur, buah dan pedagang pinang di Kota Jayapura, mendatangi Kantor Walikota Jayapura.KEHADIRAN sekitar 200-an Mama-Mama yang tergabung dalam wadah solidaritas SOPAP, Jumat (10/10) pukul 10.00 WIT ke Balai Kota Jayapura, untuk menuntut janji Walikota atas pembangunan pasar lokal untuk masyarakat asli Papua.Mama-Mama ini didukung oleh KPKC Sinode, BP3AP, Ikatan Mahasiswa UKM Dhaling Uncen, dan Kontras Papua selain melakukan orasinya mereka juga membawa dua buah spanduk ukuran besar, serta poster-poster kecil.st1\:*{behavior:url(#ieooui) }Spanduk yang satu bertuliskan, jika otsus yang diberikan buat orang Papua mana realisasinya? . Spanduk kedua bertulisan, Kami mama Papua butuh pasar lokal di tengah kota Jayapura, boikot Pilkada kalau pasar pribumi belum jadi.Poster antara lain bertuliskan Legislatif, Eksekutif dan jajaran pemerintahan kalian jangan sombong dengan uang rakyat karena kalian dipilih oleh rakyat untuk rakyat bukan untuk kepentingan diri pribadi atau isi dalam perut droom…… . Otsus menyiksa dan membunuh mama pedagang asli Papua.Dengan koordinator aksi Rodolf Alof, meminta Walikota segera memenuhi janjinya untuk membangun pasar lokal bagi pedagang asli Papua. “Pembangunan pasar Hamadi dan pasar Dok 9 adalah pasar umum, kita tidak mau disatukan dengan para pedagang yang bukan orang Papua,” teriak para pendemo dalam orasinya, sambil menunggu kedatangan Walikota untuk menemui mereka.Alasan pembangunan pasar lokal yang dituntut ini adalah karena Mama-Mama tidak mampu bersaing dengan para pedagang non Papua: “Kita tidak bisa bersaing secara ekonomi dengan pedagang non Papua, untuk itu kita tuntut pembangunan pasar lokal untuk kita, kita ingin berdiri sendiri,”kata Mama dari pedagang pinang.Aksi protes atas janji Walikota sejak tahun 2004 lalu itu hingga sekarang belum ditepati. Hampir selama kurang lebih 2 jam pendemo bersikeras tidak akan meninggalkan Balai Kota sebelum bertemu Walikota.Teriakan pendemo terus terdengar, Walikota yang di tunggu tak kunjung tiba. Sekitar pukul 11.02 WIT Sekretaris Kota (Sekot) Jayapura dan jajaran SKPD bertemu para penemo.Sekot Jayapura minta 25 orang perwakilan untuk menemui walikota. Disini suasana sempat memanas karena pendemo tetap bersikeras Walikota yang turun menemui mereka.“Saudara-saudara datang disini didalam system yang dimilki pemerintahan jadi saudara-saudara harus mengikuti system yang ada,” kata Sekot Jayapura Drs Yesaya Udam.Karena pendemo tetap bersikeras, bahkan sampai adu mulut selama setengah jam akhirnya walikota menemui para pedagang. Ketika melihat Walikota datang para pendemo pun menyambut dengan wajah ceria.“Saya datang menemui saudara-saudara karena saya ingin menjelaskan bahwa janji pembangunan pasar yang waktu itu kita bicarakan di gedung kesenian bukanlah janji dari seorang Walikota melainkan usul yang ditawarkan oleh saudara-saudara sendiri,” kata Walikota.Sebelum melanjutkan penjelasannya Walikota meminta pendemo tidak melakukan keributan serta mempersilahkan 4 orang perwakilan untuk segera menyampaikan aspirasi.Alhasil penjelasan yang diberikan Walikota berlangsung aman tanpa ada perlawanan atau aki protes. Dalam penjelasan Walikota berjanji akan segera melayangkan proposal kepada pihak Provinsi untuk mewujudkan keinginan pendemo.“Saya akan segera membuat proposal kepada pihak Provinsi untuk masalah ketersediaan tanah dan dana pembangunan,” kata Walikota.Mendengar janji Walikota para pendemo pun senang dan segera membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing dengan aman dan tertib.(**)

Tidak ada komentar: