Kamis, 30 Oktober 2008

Latar Belakang Dan Sejarah Konflik Timur Tengah I

Oleh Dr. Jeff Hammond

Ada perang lagi di Timur Tengah. Hamas dan Israel berperang di Gaza dan di Tepi Barat. Hizbollah dan Israel berperang di Libanon. Al Qaeda mengancam melibatkan diri. Apa artinya? Apa latar belakangnya? Apa nanti kesudahannya? Untuk memahami hal-hal yang sangat mempengaruhi kedamaian dunia dan meningkatnya terorisme masa kini, kita harus kembali dalam sejarah untuk memahami akar masalah yang kini buahnya sedang kita makan.

Kalau kita tidak belajar dari sejarah maka kita akan mengulangi kesalahan dan tragedi sejarah.

Dalam seri artikel ini kita akan menyelidiki sejarah daerah Palestina dari zaman purba sampai masa kini. Kita akan menyelidiki sejarah kependudukan Palestina, konflik-konflik, penjajahan bahkan sampai nubuatan Firman Tuhan tentang masa depan Timur Tengah supaya kita dapat lebih memahami apa yang ada di belakang semua konflik masa kini.

Artikel 1 : Siapakah Penduduk Asli Wilayah Palestina-Israel?

Pertanyaan pertama yang kita perlu jawab adalah siapa mempunyai hak milik atas Palestina dan siapa penduduk asli di wilayah Palestina atau Israel? Orang Israel? Sama sekali tidak! Orang Palestina? Juga tidak!

Kalau begitu siapakah penduduk asli wilayah yang sekarang disebut Palestina dan Israel? Dalam catatan sejarah sekitar 2000 SM di zaman Abraham, yang diklaim oleh Yahudi, Kristen dan Islam sebagai Bapa rohaninya, ada 10 suku yang mengembara di wilayah Palestina, yaitu Keni, Kenas, Kadmon, Kanaan, Feris, Het, Refaim, Amori, Girgasi dan Yebus (Kejadian 15:19-21). Sepuluh suku itu bukanlah orang Palestina ataupun orang Israel masa kini.

Bangsa Israel baru masuk dan menduduki wilayah Palestina pada tahun 1460 SM waktu Yoshua memimpin Israel untuk menduduki dan menguasai Kanaan atau wilayah Palestina lalu Israel berjaya di Palestina setelah Tuhan menghalau 7 suku yaitu, Het, Girgasi, Amori, Kanaan, Feris, Hewi dan Yebus (Ulangan 7:1). Yerusalem hanya menjadi Ibu Kota Israel dalam Kerajaan Daud sekitar tahun 1000 SM.

Sejak waktu itu ada banyak kerajaan yang masuk dan menjajah daerah itu sebelum mereka pun diganti penguasa lainnya. Sejarahnya sebagai berikut :

587 SM Israel dijajah Kerajaan Babil dan Media-Farsi
457 SM Israel diberi kemerdekaan oleh Koresy, Raja Farsi (Ezra 1)
390 SM Israel dijajah Mesir
332 SM Israel dijajah Kerajaan Yunani
63 M Israel dijajah Kerajaan Romawi
70 M Israel dicerai-beraikan antara berbagai bangsa dan hanya sedikit orang yang lagi tinggal di wilayah Palestina
321 M Kaisar Romawi, Konstantin, menjadi Kristen – masa Bizantin
638 M Tentara Jihad mengalahkan Kerajaan Romawi dan masa kekuasaan Bizantin berakhir dan zaman kekuasaan Islam mulai di Palestina
1099 - 1187 M Perang Salib – perebutan Palestina. Tentara Jihad Islam mengalahkan laskar-laskar Perang Salib dari Eropa
1187 - 1250 M Zaman Islam dalam Khalifah Ayyoubit
1250 - 1516 M Zaman Islam dalam Khalifah Mameluk
1516 - 1917 M Zaman Islam dalam Khalifah Ottoman
1918 - 1945 M Zaman Inggris berkuasa di Palestina
1946 M Wilayah Palestina dan Trans-Yordan dibagikan untuk membentuk negara Yordania sebagai negara Arab Palestina yang diakui PBB
1948 M Israel juga diakui resmi oleh PBB sebagai negara Yahudi Palestina

Apa Artinya “Palestina”?

Palestina di sepanjang sejarah tidak pernah merupakan nama bangsa atau negara. Palestina adalah daerah geografis saja untuk menunjuk suatu wilayah di Timur Tengah.

Kata “Palestina” berasal dari Bahasa Ibrani, “peleshet” yang berarti “Orang Laut”. Yang disebut orang Filistia atau Filistin adalah para migran yang berasal dari Mesir, Turki dan Yunani yang pindah ke daerah pesisir Israel dan tinggal di sana. Antara kota yang didirikannya adalah Gaza, Askalon, Ashdod, Ekron dan Gat. Dari zaman Herodotus, orang Yunani menyebut pantai timur Laut Tengah sebagai “Siria Palestina”. Orang Filistin disebut sebagai keturunan Kasluhim, anak Mesir dalam Kejadian 10:14 dan Keluaran 13:17. Orang Filistin terkenal sebagai bangsa yang melaut dan merupakan suku non-Semitik, non-Arab dan non-Ibrani, tidak berbahasa Arab dan tidak pernah berhubungan sama sekali dengan suku atau kebudayaan Arab.

Jadi, siapakah berhak atas wilayah Palestina-Israel?

Semua sumber sejarah, baik Alkitab maupun Al-Quran, menyatakan bahwa tanah Palestina adalah Negeri Perjanjian yang telah diberikan Allah kepada bangsa Israel.

SURAT 5. AL MAA-IDAH 20-21
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain”.
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.

Keluaran 6:7
Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.

Apa orang-orang Arab masa kini berhak memiliki Palestina?

Tokoh-tokoh Arab sejak dulu telah mengaku bahwa tidak pernah ada bangsa Palestina, suku Palestina, bahasa Palestina atau negara Palestina. Konsep itu adalah ciptaan modern untuk melawan Israel.

Pada tahun 1937, pemimpin Arab, Auni Bey Abdul Hadi, telah memberitahu Komisi Peel di Inggris : “Tidak ada bangsa yang disebut Palestina. Palestina adalah istilah ciptaan kaum Zionis. Kata Palestina adalah asing buat kami.”

Tahun 1946, Profesor Arab Sejarah Timur Tengah di Universitas Princeton, Philip Hitti, menyampaikan kepada Komisi Investigasi Palestina Anglo-Amerika : “Adalah pengetahuan umum, bahwa tidak pernah ada bangsa yang disebut Palestina dalam sejarah.”

Pada 31 Maret, 1977, Zahir Muhseinwas, Anggota Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dikutip dalam koran Belanda sebagai berikut :

“Tidak ada rakyat Palestina. Ciptaan negara Palestina hanyalah sarana untuk melanjutkan perjuangan kami melawan negara Israel demi persatuan Arab. Sesungguhnya hari ini tidak ada perbedaan antara orang Yordan, Palestina, Suria dan Lebanon. Hanya untuk alasan politik dan demi taktik kami membicarakan eksistensi rakyat Palestina, karena kepentingan bangsa-bangsa Arab menuntut agar kami menciptakan eksistensi “rakyat Palestina” agar melawan Zionisme.

Demi alasan taktik saja, Yordania, negara berdaulat dengan perbatasan yang sudah jelas, TIDAK dapat menuntuk klaimnya atas Haifa dan Jaffa, sedangkan sebagai seorang Palestina, tak diragukan bahwa saya DAPAT menuntut Haifa, Jaffa, Beer-Sheva dan Yerusalem. Namun, pada saat kami memperoleh kembali hak kami atas seluruh wilayah Palestina, kami tidak akan menunggu satu menit untuk mempersatukan Palestina dan Yordan.”

Walid Shoebat, seorang mantan aktivis PLO mengaku :

“Bagaimana bisa jadi bahwa pada tanggal 4 Juni 1967, saya adalah seorang Yordan lalu dalam semalam saja saya menjadi seorang Palestina?…Kami tidak keberatan dengan pemerintahan Yordan. Pengajaran penghancuran Israel adalah bagian inti kurikulumnya, namun kami telah menganggap diri orang Yordan sampai orang Yahudi kembali menguasai Yerusalem. Lalu tiba-tiba kami mulai disebut orang Palestina – mereka mencabut bintang dari bendera Yordan lalu dalam sekejap mata kami sudah memiliki bendera Palestina.”

Tidak ada komentar: