Kamis, 27 November 2008

Wagub Tepis Orang Pegunungan Terbelakang dan Terbodoh

28 Nopember 2008 04:17:36


Wamena- Setelah pembangunannya rampung, gedung Kantor Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kristen Wamena yang terletak di Pikhe sekitar 10 Km dari Kota Wamena, diresmikan Wakil Gubernur Papua, Alex Hesegem, SE, Kamis (27/11).
Di sela-sela peresmian itu, Wagub Hesegem menepis pendapat banyak orang yang mengatakan bahwa orang gunung identik dengan kemiskinan, terbelakang, terbodoh dan lainnya. "Saya tidak pernah mendapat jawaban dari orang yang mengatakan seperti itu untuk memberikan solusi terbaik, memecahkan permasalahan ini, mereka hanya bicara sebatas luarnya saja,"ujarnya.
Upaya Yayasan Oikonomos ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kepedulian terhadap kehidupan orang gunung. Ini merupakan satu solusi yang dianggap penting dalam rangka menciptakan kualitas SDM untuk mencerdaskan kehidupan generasi penerus bangsa yang kelak menjadi calon pemimpin bangsa ini.
"Saya perintahkan kepada para bupati di wilayah Pegunungan Tengah untuk membantu dalam dukungan dana. Ibarat seorang ayah kita harus perduli terhadap usaha yang dilakukan 'om atau tante' (maksudnya Yayasan Oikonomos) yang telah merintis berdirinya perguruan tinggi dan itu harus dilakukan,"ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wagub juga menyoroti kinerja para guru. Menurutnya, pada jaman dulu, seorang guru dapat mendidik dan mengajar murid-muridnya dengan sisiplin yang tinggi, namun sekarang para guru yang disebut-sebut sebagai pahlawan tanpa jasa itu, justru membatasi tugasnya dan hanya mengejar titel sarjana untuk terjun di kancah politik. "Ingin menjadi anggota DPR dan kepala dinas, ini sudah salah kaprah," ujar Wagub.
Nety Baan, salah seorang perwakilan dari Yayasan Okonomos menuturkan niatnya mendirikan STKIP Kristen Wamena berawal ketika ia duduk di sebuah batu dan merenungkan tentang keajaiban Tuhan yang begitu banyak terjadi Wamena. "Apa yang harus saya buat untuk merubah kehidupan anak-anak di Jayawijaya. Satu-satunya cara hanya bisa dilakukan melalui pendidikan yang menghasilkan para lulusan bermutu untuk melanjutkan ilmu tersebut kepada generasi penerus,"paparnya.
Menurutnya ada dua metode yang bisa dilakukan untuk mengangkat harkat dan martabat orang Papua sejajar dengan warga lain di Indonesia yaitu dengan cara teknis&finansial dan peningkatan mutu pendidikan. "Secara teknis bisa berbentuk sarana dan prasarana yang didukung dengan finansial memadai, sedangkan peningkatan mutu pendidikan yang dibarengi dengan berbagai keterampilan dan ilmu pengetahuan yang luas,"ujarnya.
Sementara itu Ketua STKIP Kristen Wamena Karl Tamaela mengatakan, mahasiswa di perguruan tinggi tersebut sebanyak 78 orang yang mengikuti program pendidikan matematika dan bahasa Inggris. (jk)

Tidak ada komentar: