Senin, 24 November 2008

Bupati Pahabol Luncurkan Buku Menuju Yahukimo Sejahtera

JAYAPURA- Bupati Yahukimo Ones Pahabol SE, MM di t engah kesibukannya sebagai kepala daerah, namun masih meluangkan waktu untuk menulis buku. Hasilnyapun tidak sia-saia. Buku karyanya berjudul Menuju Yahukimo Sejahtera, Telaah Kritis Terhadap Pembangunan Daerah, diluncurkan di Kafe Jaya Grill Kota Jayapura, Semalam.

Buku ini diluncurkan bersamaan dengan perayaan hari ulang tahun dirinya yang ke-37 dan anak keduanya, Ferol Pahabol ke-12 tahun, sehingga merupakan moment bahagia tersendiri bagi lelaki kelahiran Balingama, Distrik Ninia, 22 Nopember 1971 tersebut.
Dalam peluncuran buku ini, dilakukan langsung oleh Bupati Ones Pahabol, bersama Ketua Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt Lipiyus Biniluk STh, MTh, Ketua Departemen PI Gereja Injili di Indonesia, Pdt Otto Kobak dan Sekda Kabupaten Yahukimo, Drs Robby Lungkutoy dengan mengangkat buku tersebut.
Bupati Ones Pahabol mengungkapkan salah satu persoalan di Papua yakni ada dua kelompok yang berbeda yakni gereja atau agama dan pemerintahan yang terlalu jauh, sehingga muncul kelompok pemimpin agama atau gereja dan pemimpin pemerintah daerah, sehingga menjadikan berwarna.
"Melalui buku ini, gereja dan pemerintah daerah harus jalan bersama-sama, karena seperti pimpinan dalam alkitab dalam buku ini saya munculkan Yusuf, Ezra, Abraham dan lainnya dengan latar belakang bermacam-macam, tapi mereka satu tujuan, yakni takut akan Tuhan," kata Ones Pahabol kepada belasan wartawan.
Menurutnya, buku tersebut merupakan hasil apa yang selama ini dilihat, didengar dan dirasakan sebagi kepala daerah, sehingga pihaknya berupaya maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, apalagi jabatan tersebut merupakan 'kontrak' selama 5 tahun.
"Bersyukur kepada Tuhan, karena peluncuran ini, tepat waktu dimana pas peringatan hari ulang tahun saya dan anak saya yang hampir bersamaan," kata Bupati Pahabol.
Ones Pahabol mengaku secara pribadi tergerak untuk membuat karya melalui tulisan tersebut karena didorong oleh Firman Tuhan, apalagi ia ingin mendedikasikan karyanya tersebut dalam bentuk tulisan meski waktu pendek sehingga generasi ke depan bisa menjadi berkat hari ini dan esok, karena tentu seorang pemimpin akan ditanya apa yang akan diperbuat kepada rakyatnya.
Bupati mengatakan kepemimpinan yang diimplementasikan sesungguhnya adalah suatu mandat. Dalam kaitan itu, sang pemberi mandat sendiri telah memilih, memanggil dan menetapkan seorang pemimpin untuk berkarya bagi-Nya secara maksimal dan seorang pemimpin harus sanggup untuk mewariskan bidang kehidupannya kepada banyak orang.
Dalam buku itu, pada telaah itulah dimungkinkan untuk melihat urgensi hadirnya pemimpin di mata Allah dan orang-orang yang diberikan kepadanya untuk dibina, dipengaruhi dan dimotivasi bagi uypaya memenangkan masa depan yang penuh harapan tersebut.
Lebih lanjut, ketika pembahasan itu mengena pada pribadi Allah, pribadi yang dimaksud adalah satu-satunya Allah yang hidup dan sesungguhnya dan Dialah pencipta jagat raya ini. Dia juga adalah Tuhan bangsa-bangsaa dan Allah penccipta semua manusiaa, yang pada kruun waktu sekitar 4.000 taahun silam telah memanggil Abraham dan membuat ikatan perjanjian dengannyaa. Isi perjanjian tersebut tyidak hanya memberkati Abraham, tetapi juga melalui keturunannya, Allah akan memmberkati semua kaum dimuka bumi ini. (Kej. 12:11-4)/
Dalam konteks kepemimpinan bagi masyarakat Yahukimo sendiri, ujar Bupati Pahabol, adalah ranah anugerah dari Allah kepada seorang pemimpin. Artikulasi dasarnya tidak lain bahwa Allah mau memakai seorang pemimpin agar dapat mempengaruhi umat-Nya untuk mengenal kebenaran dan hidup dalam kebenaran itu, yakni berkaca pada Tuhan Yesus yang adalah Tuhan yang telah daan akan membebaskan, memulihkan, menjadikan utuh kembali dan menyelamatkan, baik secara personal, sosio-komunal, global maupun sejagat raya ini.
"Dari perspektif inilah, konteks kepemimpinan Yahukimo dievaluasi seeecara kritis, baik dari sisi pembangunan, sisi sosio-religius-kultural maupun yang tidak kalah pentingnyaa, dari sisi perjanjian Ilahi tersebut," ujarnya.
Bupati Ones Pahabol mengatakan Yahukimo terletak dijantung Papua, merupakan wilayah yang memiliki daya tarik khusus karena lokasinya dipusat persilangan jalan strategis, yang menghubungkan pusat peradaaban lainnya di Tanah Papua dan dari tempat yang kurang terkenal itulah, rakyat Yahukimo memiliki dasar pembenaran bahwa Allah menghendaki mereka menjadi agen perubahan atas mutu kehidupan ini.
Dikatakan, penulisan buku ini diharapkan menjadi warna tersendiri, bahwa Allah yang menciptakan tanah Yahukimo ddilanjutkan-Nya dengan menebus masyarakat Yahukimo dari segala jenis latar belakang dan karya pembebasan inilah yang sekarang sedang dikerjakan Pemda Yahukimo secara integral berkesinambungan, yang bekerjasama dengan semua elemen masyarakat, terutama gereja-gereja di Yahukimo yang telah dipoanggol untuk ikut dalam ikatan perjanjian Allah. "Dengan demikian, menghadirkan kesejahteraaan yang berlimpah dan suatu kehidupan sejati menjadi tujuan dari kepemimpinan pemerintahan selama lebih dari 3 tahun berjalan," ujarnya.
Di samping itu, ujarnya, kesejahteraan adalah harapan semua orang, siapapun dia. Namun, hal tersebut hanya menjadi harapan semataa jika tidak diimplementasikan dalam iman, karya dan kinerja nyata. "Kesejahteraan itu, bukan sekedar harapan, melainkan hal yang nyata dan dapat diraih. Hal itu dimungkinkan jika pemimpin, sebagai motor penggeraak pembangunan, melandasskan kebijakan kebijakanya kepada firman Allah dan memandang pembangunan daeraaahnya itu sebagai berkat perjanjian Allah dan saya mendengar dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah ini," imbuhnya.
Dalam buku yang diterbitkan Yayasan Kalam Hidup ini, Bupati Pahabol mengaku untuk pertama pihaknya mencetak sebanyak 5000 ekslempar buku, yang sementara akan disumbangkan ke gereja untuk pelayanan dan untuk umum.
Ditanya apakah dengan peluncuran buku tersebut akan mengincar jabatan politik selanjutnya, Bupati Pahabol mengakui belum sampai mengarah ke hal tersebut, tetapi semataa-mata merupakan pemikirannya yang dipersembahkan kepada masyarakat dan dirinya berjalan sebagai pemimpin dengan mengutamakan pelayanan.
Ketua Sinode GIDI, Pdt Lipiyus Biniluk STh, MTh mengaku bersyukur kehadiran buku ini dari seorang hamba Tuhan dan abdi negara yang dipersembahkan kepada masyarakat, gereja dan pemerintahan di negeri ini. "Ini merupakan pikiran-pikirannyaa dengan wawasan pembangunan secara konferehensif sertaa inovatif dan tidak lupa didasarkan atas firman Tuhan yang tertulis yang merupakan warisan yang sangat bernilai bagi generasi sekarang dan mendatang. Itulah sebuah kebesaran hati dan upaya jujur seorang perintis pembangunan di Yahukimo," ujar Pdt Lipiyus Biniluk mengomentari buku tersebut.
Ketua Sinode GIDI menilai pemimpin harus memiliki wawasan holistic, seperti Nehemia, sehingga diharapkan jika dibaca baik semua pemimpin di Papua dapat membangun otonomi khusus ini, maka Papua akan sejahtera.
Sementara itu, Ketua Departemen PI GIDI, Pdt Otto Kobak mengatakan model pemimpin yang dibutuhkan masyarakat adalah selalu melibatkan Tuhan dalam pelayanan dan juga firman Tuhan. "Tulisan ini menghapus anggapan bahwa 'orang pedalaman tidak bisa', karena ternyata ia (Ones Pahabol) membuktikan kemampuannya dengan menulis buku ini, bahkan ia menjadi salah satu perintis dari sejumlah intelektual anak pegunungan Tengah Papua yang telah menyumbangkan karyanya," imbuhnya.
Ketua Komisi B DPRP, Paulus Sumino menilai bahwa kepemimpinan Ones Pahabol memiliki refleksi alkitab yang sangat kuat, sehingga diharapkan mampu membawa Yahukimo dalam damai dan sejahtera. "Apalagi, banyak terobosan pembangunan yang dilakukan, termasuk ekonomi, infrastruktur dan lainnya, termasuk sarana transportasi," ujarnya.
Bahkan, Walikota Jayapura, Drs MR Kambu MSi yang hadir juga memberikan apresiasi terhadap peluncuran buku karya Bupati Yahukimo Ones Pahabol ini.
Dalam acara yang dirangkaikan dengan perayaan hari ulang tahun ke-37 Bupati Ones Pahabol ini, juga dihadiri lengkap keluarganya, tampak terlihat ibu, Juliana Kobak Pahabol, anak pertamanya, Herlina Pahabol, Ferol Pahabol, Sisilia Pahabol dan Gabriella Syaneth Pahabol. Bahkan, Bupati Ones Pahabol bersama anaknya Ferol Pahabol langsung meniup lilin perayaan hut keduanya. (bat)

Tidak ada komentar: